Selasa, 10 Januari 2012

KAPITAN PEDANG PANJANG

Judul : Kapitan Pedang Panjang

Penulis : Fira Basuki

Editor : Hayu Handayani, Mira Rainayati

Penata Isi : Budi Triyanto

Desain kover dan ilustrasi : Hagung Sihaq

Cetakan : 2010

Tebal : 265 halaman

Penerbit : Grasindo

“Aku seorang kapitan, mempunyai pedang panjang. Kalo berjalan, prok..prok..” inget waktu kecil nyanyi lagu tersebut, eh sekitar bulan Juli 2011 Teh Dina Begum ngirim salah satu buku hadiah dari lomba dari Kompas Gramedia, dengan judul “Kapitan Pedang Panjang” terbitan Grasindo. Alhasil saya baru beres baca buku tersebut pada tanggal 20 12 2011. karena tertunda dengan aktivitas dan buku-buku yg belum saya baca. #serasa banyak PR baca buku. Hehe

Lelananging Djagad dan Laras Maharani Djagad. Dua tokoh yang ada di buku ini, sangat aktif dengan petualangan mereka, walaupun berbeda generasi. Lelananging Djagad (read : Djagad) merupakan seorang pria keturunan Keraton di Yogyakarta yang lahir pada tahun 1924 (masa penjajahan oleh Belanda), dia berontak dan pergi dari Keraton ketika mengetahui kalo Romo (read : bapaknya) akan menyekolahkannya ke Belanda. Daripada harus mengabdi pada penjajahan, dia memutuskan untuk pergi dari Keraton dan akan kembali lagi pada waktu yg belum dia tentukan. Ditemani Rogo sang abdi dalem Keraton Djagad mengarungi Nusantara mulai Mentawai-Padang sampe Makasar.

Ketika Djagad akan berpetualang di lautan, dia bertemu dengan Kapten Darmo yg meninggal ketika melawan bajak laut dan memberikan Pedang Panjang kepada Djagad serta memberitahu tentang keberadaan kuda sembrani atau kuda terbang yg selalu membimbing pelaut jawa ketika di lautan lepas. Djagad pun berkelana ke Surabaya dan bertemu dengan Kemuning, gadis cantik anak Pak Lurah Suyono.

Saya pribadi salut dengan sosok Djagad, ketika dia dihadapkan dengan permasalahan hidup yg berhubungan dengan cintanya kepada kaum hawa dia selalu berusaha untuk bijaksana dalam menyikapinya. Hal tersebut dia lakukan selama dia mengarungi samudera dan nusantara ini sampai akhirnya dia berhenti tuk berlayar dan mengurus rumah tangganya dengan Kemuning.

Laras Maharani Djagad, cucu dari Lelananging Djagad sosok perempuan yang mempunyai karakter kuat walaupun seperti kodrat wanita yang lainnya juga ketika dia mentok dalam menghadapi suatu permasalahan hidup, dia menyerah akan tantangan hidup ini. Mulai dari perceraiannya, kondisi ekonomi ketika jadi single parent dengan satu anak, apartemen berhantu, pedang panjang dari kakeknya, buku diary sang kakek, dan kisah cintanya dengan Rain.

Dia mempunyai semangat yg sama dengan kakeknya (baca : Djagad), namun Laras tidak setangguh kakeknya. Walaupun akhirnya dia menemukan jalan hidup dia dengan seiring berjalannya waktu, dia menemukan hikmah dari semua permasalahan-permasalahan hidupnya tersebut.

Namun di antara cerita kedua tokoh utama di buku ini, ada satu benda dan satu hewan yang menjadi penyambung Djagad dengan Laras. Pedang Panjang dan Kuda Sembrani. kedua hal ini menjadi bumbu utama dalam alur cerita si kakek dengan cucunya. Pedang Panjang yang mempunyai silsilah tersendiri dari Orang Belanda yang bernama Baron van der Carpellen, hingga diwariskan Djagad pada Laras sehingga akhirnya Pedang Panjang tersebut diserahkan kepada Bowo. Nah kalo kuda Sembrani, pada saat cerita di sosok Djagad muncul mewakili dari diary Djagad itu sendiri namun untuk alur cerita di tokoh Laras, kuda sembrani kurang mewakili eksistensi dia (menurut diriku sih. v^_^v)

Banyak filosofi hidup yang bias diambil dari buku ini, setiap permasalahan hidup manusia yang tidak akan senang terus atau bahagia terus, namun akan selalu ada problem solving setiap permasalahan ketika kita menyikapi permasalahan tersebut sebijak mungkin dan berserah diri kepadaNya.

Secara keseluruhan, saya menyukai buku ini mulai dari cover, isi, lay out, dll. Kalo boleh usul untuk penerbit, untuk lem perekat halamannya tolong diperbaiki lagi. Soalnya buku Kapitan Pedang Panjang punyaku (hadiah dari teh dina ^_^ ), udah ada mo lepas lagi bagian akhir halaman, padahal baru sama 3 orang di bacanya (setahu saya sih). hehe..