Sabtu, 27 April 2013

Merdeka Dalam Bercanda


Penulis                   : Pandji Pragiwaksono
Penyunting             : Ikhdah Henny
Perancang Sampul   : Shani Budi
Pemeriksa Aksara    : Intan Ren
Penata Aksara         : gores_pena
Penerbit                 : Bentang Pustaka
Cetakan                 : Pertama, April 2012
Halaman                : 192 hlm
ISBN                      : 978-602-8811-77-4

Apa itu Stand up comedy? Dulu saya berpikir, (definisi saya pribadi) stand up comedy itu adalah melawak di depan orang, dan berlokasi di kafe. Soalnya pertama liat stand up comedy pas pandji dan radit tampil di youtube. Namun ilmu dan wawasan saya bertambah setelah membaca buku karya pandji ini. Buku ini membahas semuanya tentang stand up comedy, mulai dari istilah-istilah di stand up comedy, orang-orang yang berpengaruh terhadap bangkitnya stand up comedy di Indonesia, teknik-teknik dalam stand up comedy, dan lain-lain.

Bukan Cuma ketawa, melainkan dapat ilmu, dapat wawasan baru” (#MDB : 10)
Mungkin beberapa orang yang melihat stand up comedy, hanya bisa tertawa namun setiap bit disampaikan para comic memiliki unsur ilmu dan wawasan yang baru bagi sebagian orang, itu juga kalo kita ngeuh akan ilmu dan wawasan yang para comic tampilkan dalam stand up nya dan comic nya tidak neg-bomb. Hehe ^_^

Buku ini recommended bagi teman-teman yang ingin menambah wawasan dunia stand up comedy, dan juga bisa memperluas sudut pandang kita dalam dunia komedi dengan kemasan yang berbeda.

“Terkadang kita butuh ketawa agar tidak terus-menerus menangis" [hal 4]
“kegagalan kita lebih banyak mengajarkan kita, daripada keberhasilan [hal 58]
“Ketika kita tertawa, strata ekonomi melebur dan menguap [hal 64]

Nikmatilah stand up comedy dengan dewasa
Kalau anda enggak suka, bukan berarti ia jelek
Berarti ia enggak sesuai dengan selera anda. Itu saja.
Memang, belajar untuk bisa menerima ini tidak mudah

Susah, tapi pasti bisa
                                                                                                            Bandung, 18 Maret 2013

Rabu, 24 April 2013

Septimus Heap – Syren (seri ke 5 Septimus Heap)



Penulis             : Angie Sage
Penerjemah     : Febry E.S
Korektor          : Bayu Ekamana
Tata letak        : MAB
Cetakan           : ke 1, Desember 2011
Hal                  : 624 hal
Penerbit           : Penerbit Matahati



Syren. Pertama mendengarkan membaca, mendengar dan melihat cover buku ini, saya langsung mempunyai gambaran kalo buku ini membahas mantra yang terkandung di dalam botol emas (seperti dalam cover). Ternyata dugaanku lumayan jauh berbeda dengan isi buku ini. Hehe
Syren merupakan arwah jahat yang kerap memancing kapal-kapal menuju kehancuran atau membuat pelaut tergila pada pulau mereka dengan mengombinasikan kekuatan tipuan nyanyian yang meluluhkan dengan menjadi arwah perasuk. Sedangkan botol emas yang terdapat di cover buku ini, merupakan gambaran botol emas di mana Jim Knee terkurung dan dibuka segelnya oleh bibi Zelda untuk Septimus. Perjalanan botol emas dan penghuninya dalam menemukan tuan yang sesungguhnya merupakan plot yang seru, mulai ketika bibi Zelda menitipkan kepada Barney Pot agar memberikannya kepada Septimus (yang mana sudah menjadi murid senior, dengan strip ungu di tuniknya), pertemuan Merrin dengan Jim Knee, dan akhirnya Jim Knee yang pada akhirnya menemukan Septimus asli di kepulauan Syren.
Petualangan Septimus kali ini,  ketika Septimus menjemput Jenna, Nicko, Beetle, Snori, dan Ullr. Dia bertemu lagi dengan Milo Banda (Ayahnya Jenna), Syrah Syara (Murid sang Alkemis, yang dirasuki oleh Syren), penghuni Marauder (Kapten Fry, jakey Fry, dan si kembar Crowe) serta Miarr si penjaga Cattrokk Light. 
Ada beberapa dialog atau pernyataan yang saya kutip di Syren ini. Mulai  
“Kau mahluk apa? Merrin.
“aku adalah jinni” jin.
“adalah apa?” Merrin
Oh demi arwah yang pengasih, yang satu ini benar-benar bodoh ”Jinni“ dengan sangat pelan-pelan “Jin..ni”.
Merrin “Kau Jim Knee?” (Syren : 81)
Dialog ini terjadi saat Merrin membuka botol kecil emas yang dia rebut dari Barney Pot ternyata berisi sesosok jin. Percakapan si Jin dengan Merrin Meredith ini, saya langsung senyam-senyum sendiri. Hehe.. ketika sosok tersebut mengatakan bahwa dia adalah Jinni, eh yang terdengar sama si Merrin itu JIM KNEE. Xixi… alhasil dari percakapan ini, ketika seseorang dilanda kepanikan dan ketakutan, konsentrasi bisa buyar karena nama jin juga jadi berubah. Selain kepanikan, karakter Merrin juga mendukung objetifitas kita dalam menilai tokoh Merrin ini, baik di buku-buku Septimus Heap sebelumnya. Hal ini juga bisa kita saksikan kembali di percakapan berikutnya. ^_^
“Apa kehendakmu, oh tuan agung? Jim Knee.
 Merrin “kehendak? Aku akan hendak apa?”
Jim Knee “hendak? Kehendak! Apa yang menjadi kehendakmu, oh tuan agung. Artinya apa yang kau ingin aku lakukan Bodoh!”
“Jangan panggil aku bodoh” Merrin.
Jim Knee “itukah jawabanmu-jangan memanggilmu bodoh?”.
“ya” Merrin.
“Tidak ada yang lain lagi?” Jim Knee
Merrin “tidak! Ya, ya – pergi sana, pergi sana”(Syren : 81)
Si jin nyaris tidak percaya dengan keberuntungannya. Setelah salah mendengar, Merrin melakukan hal yang menyenangkan bagi si Jim Knee. Bagaimana tidak menyenangkan, kehendak yang diinginkan oleh tuannya tersebut hanya jangan menyebut dia (Merrin) bodoh. Hehe
Kode etik dunia Jin, ketika jin dibebaskan dari alat / wadah di mana dia dikurung. Sang jin harus menawarkan permintaan kepada orang atau tuannya yang membebaskan dia dari kurungan tersebut dan harus melaksanakannya. Namun ketika Jim Knee menanyakan kehendak apa yang diinginkan oleh Merrin (dengan karakter Merrin seperti itu) yang tidak secerdas manusia lainnya, Jim Knee sampe kesal sehingga Jim Knee yang menanyakan kehendak tuannya itu, mesti dijelaskan beberapa kali dan disertai kata bodoh diakhir penjelasan tentang pertanyaan kehendak tuannya tersebut. Ya itulah uniknya sosok Merrin, hehe… jinni = Jim Knee, dan permintaan simple bagi si Jim knee “jangan panggil aku bodoh”.
“Keindahan lebih gampang menjerumuskan orang asing ke dalam bahaya” (Pepatah Laskar Pemuda, Syren : 422)
Pepatah Laskar pemuda ini di satu sisi ada benarnya juga, dikarenakan dalam mengamati keindahan siluet perahu Marauder yang diterangi beberapa bintang malam, karena posisi mereka dalam memandang keindahan tersebut adalah sebagai lawan dari awak kapal tersebut. Sehingga jangan terbuai dengan keindahan apapun ketika posisi kita belum aman.
“Kau tau Jen, hanya karena Milo tidak seperti yang kau inginkan, bukan berarti dia tidak oke. Hanya saja dia oke dengan cara Milo sendiri” (Septimus, Syren : 604)
            “Be your self”. Jadilah diri sendiri adalah terpenting dalam menikmati hidup ini. Setiap orang mempunyai cara tersendiri dalam menyikapi hidup ini, Walaupun kita juga harus proporsional, di mana kita bisa menempatkan hal tersebut dalam menyikapi setiap adegan dalam kehidupan ini.


Bandung, 9 Februari 2012

Senin, 22 April 2013

Mama Cake



Penulis                         : Moemoe Rizal (Berdasarkan skenario oleh Anggy Umbara)
Penyunting                  : Esti A. Budihabsari
Proofreader                 : Wiwien Widyawanti
Cetakan                       : I tahun 2012
Penerbit                       : Pastel Books
Desainer Sampul         : EndOneStuff & Graphz
Ilustrasi Isi                    : Sweta Kartika
Halaman                     : 272 halaman
ISBN                            : 978-602-8994-88-0


                                                #gambar : dari google ^_^
Jakarta; Sabtu pagi hari. Raka, Willy dan Rio  nginap di rumah Lolly setelah acara ulang tahun. Rasa nyenyak tidur Rio terusik suara telepon hapenya yang berdering, ternyata panggilan dari ayah Raka. Raka ditelepon karena Neneknya sedang sekarat dan berada di rumah sakit, namun si nenek dalam keadaan sakit tersebut mempunyai permintaan terakhir ingin dibelikan kue brownies merk “Mama Cake” langsung dari pusatnya yaitu di Bandung. Sebenarnya di Jakarta udah ada cabangnya, namun nenek tetap ingin Mama Cake langsung dari Bandung, dan diusahakan di hari yang sama jam 1 siang sudah bisa diantarkan ke rumah sakit dimana nenek dirawat.
Willy, Rio dan Raka tentunya berangkat ke Bandung pagi itu juga, setelah sidang istimewa (kayaknya sidang wakil rakyat aja. Hehe) membeli Mama Cake tsb. Dengan adanya Tol Cipularang sekarang ini, Jakarta – Bandung kurang lebih 2 jam. 2 jam tersebut tidak berlaku untuk perjalanan tiga sahabat ini, selain ada kemacetan di Tol (karena ada kecelakaan) sehingga Raka memutuskan ke Bandung via Subang, Perjalanan di Subang menabrak seorang pria yang misterius, konflik persahabatan mereka, membeli Mama Cake sampe 3 kali, dan lain-lain.
Buku ini menjelaskan (sebagian) karakter manusia yang diwakili Raka seorang prinsipil yang nurut sama ayahnya, Willy yang sok Eng(lish), sombong, dan playboy serta Rio sang seniman yang menyayangi hewan. Mungkin idealisme yang ditunjukkan oleh tiga karakter tersebut bisa kita ambil hikmahnya dalam setiap alur cerita yang disajikan di buku ini. Setiap orang mempunyai kelebihan dan pasti mempuyai kekurangan juga.
Tokoh pendukung mulai dari Lolly yang polos namun percaya kepada Willy, penjaga toko Mama Cake, cowok misterius yang  tertabrak, Mawar yang bisa jadi tempat curhat Raka menambah cerita makin seru.
(Menurut saya) Hal-hal positif yang diambil dari buku ini;
-       Manusia membutuhkan manajemen kehidupan (termasuk untuk hal-hal ukhrowi), baik pengalaman tentang masa lalu kita, yang sedang kita jalani dan masa depan kita. Kita bisa mengambil hikmah masa lalu kita, menjalani tugas kita sebagai hambaNya dalam mengarungi kehidupan dan beribadah, namun masa depan juga harus terarah.
-       Setiap manusia mempunyai salah dan khilaf, namun hanya manusia hebat yang berani mengakui kesalahan-kesalahannya kepada orang-orang sekitarnya. Disertai memohon ampunan kepadaNya atas semua dosa-dosa kita.
-       Akan ada titik, dimana kita akan merasakan untuk mendekatkan kembali kepadaNya setelah disibukkan dengan urusan duniawi, bisa diingatkan melalui peristiwa sehari-hari maupun melalui hal luar akal sehat.
-       Keseimbangan duniawi dan ukhrowi sangat dibutuhkan, terkadang kita terlena oleh kemegahan dan kenikmatan duniawi sehingga melupakan yang bersifat ukhrowi (khususnya ibadah mahdhoh atau ibadah vertical kepadaNya)
-       Ikhlas. Kunci dalam memerankan skenarioNya dan beribadah kepadaNya. Ada kebahagian tersendiri dalam hati kita, ketika kita sudah melaksanakan segala sesuatu apabila disertai ikhlas karena Alloh Swt
-       Setiap manusia diberikan cobaan atau ujian pasti sesuai dengan kemampuannya
-       Dan yang paling saya suka pembahasan dalam buku ini air wudhu (menyatu dengan air dalam artian wudhu dan prosedur untuk wudhu (lebih tepatnya rukun wudhu); hal 148), sholat dan tentang ikhlas (tentang gerakan sholat dengan makna ikhlas dalam beribadah maupun dalam kehidupan sehari-hari, hal : 160) dan tentang amanah (Bukan masalah asli atau nggak dan resmi cabangnya, tapi masalah amanahnya itu, hal : 246).

“Mulailah segala sesuatu dari hati, bukan dari otak semata”


Bandung, 8 Februari 2013

Sabtu, 20 April 2013

9 Summers 10 Autumns (Dari Kota Apel ke The Big Apel)


 
Pengarang                   : Iwan Setyawan
Cetakan                       : ke 8, Februari 2012
Editor                          : Mirna Yulistianti
Proof Reader               : Novera K
Setting                         : Fitri Yuniar
Foto Sampul               : Shutterstock.com
Desain sampul             : Mulyono
Penerbit                       : Gramedia Pustaka Utama
ISBN                            : 978-979-22-6766-2

Setiap manusia mempunyai impian, dan setiap impian pasti ada cobaannya. Buku 9 Summers 10 Autumns ini memberikan suntikan semangat bagi kita semua baik dari semua kalangan. Ketika kita lahir di lingkungan keluarga kurang mampu (dalam aspek ekonomi) namun tidak halangan bagi mereka untuk mempunyai impian.

Impian harus menyala dengan apapun yang kita miliki, meskipun yang kita miliki tidak sempurna, meskipun itu retak-retak


Cobaan dalam menggapai impian tersebut, terkadang membuat kita menjadi ciut untuk meneruskannya. Namun dengan tekad yang kuat untuk membahagiakan orang tua, menginginkan kamar sendiri, dan impian lainnya kita pasti bisa merealisasikan mimpi-mimpi tersebut.

Hal positif yang saya ambil dari buku ini, Tidak ada jaminan orang tua kita supir angkot, anaknya menjadi supir angkot. Hal ini terbukti oleh Iwan Setyawan, yang mana dia menjadi Direktur di New York. Intinya berusaha untuk lebih baik (baik dari aspek pendidikan, ekonomi, dan lain-lain) disertai dukungan dari orang-orang sekitar.

Namun masukan dari saya, ketika penulis membeberkan detail tempat atau kota di New York tidak ada gambaran (selain belum pernah ke tempat-tempat tersebut ditambah males browsing tempat2 tersebut. Hehe) Mohon agar cetakan ke selanjutnya agar ditambahkan ilustrasi tempat-tempat tersebut. ^_^

Bandung, 1 Maret 2013