Penulis : Angie Sage
Penerjemah : Febry E.S
Korektor : Bayu Ekamana
Tata
letak : MAB
Cetakan
: ke 1, Desember 2011
Hal : 624 hal
Penerbit : Penerbit Matahati
Syren. Pertama mendengarkan membaca, mendengar dan
melihat cover buku ini, saya langsung mempunyai gambaran kalo buku ini membahas
mantra yang terkandung di dalam botol emas (seperti dalam cover). Ternyata
dugaanku lumayan jauh berbeda dengan isi buku ini. Hehe
Syren merupakan arwah jahat yang kerap memancing
kapal-kapal menuju kehancuran atau membuat pelaut tergila pada pulau mereka
dengan mengombinasikan kekuatan tipuan nyanyian yang meluluhkan dengan menjadi
arwah perasuk. Sedangkan botol emas yang terdapat di cover buku ini, merupakan
gambaran botol emas di mana Jim Knee terkurung dan dibuka segelnya oleh bibi
Zelda untuk Septimus. Perjalanan botol emas dan penghuninya dalam menemukan
tuan yang sesungguhnya merupakan plot yang seru, mulai ketika bibi Zelda
menitipkan kepada Barney Pot agar memberikannya kepada Septimus (yang mana
sudah menjadi murid senior, dengan strip ungu di tuniknya), pertemuan Merrin
dengan Jim Knee, dan akhirnya Jim Knee yang pada akhirnya menemukan Septimus
asli di kepulauan Syren.
Petualangan Septimus kali ini, ketika Septimus menjemput Jenna, Nicko, Beetle,
Snori, dan Ullr. Dia bertemu lagi dengan Milo Banda (Ayahnya Jenna), Syrah
Syara (Murid sang Alkemis, yang dirasuki oleh Syren), penghuni Marauder (Kapten
Fry, jakey Fry, dan si kembar Crowe) serta Miarr si penjaga Cattrokk Light.
Ada beberapa dialog atau pernyataan yang saya kutip
di Syren ini. Mulai
“Kau mahluk apa?
Merrin.
“aku adalah jinni”
jin.
“adalah apa?” Merrin
Oh
demi arwah yang pengasih, yang satu ini benar-benar bodoh ”Jinni“ dengan sangat
pelan-pelan “Jin..ni”.
Merrin “Kau Jim
Knee?” (Syren : 81)
Dialog ini terjadi saat Merrin membuka botol kecil
emas yang dia rebut dari Barney Pot ternyata berisi sesosok jin. Percakapan si
Jin dengan Merrin Meredith ini, saya langsung senyam-senyum sendiri. Hehe..
ketika sosok tersebut mengatakan bahwa dia adalah Jinni, eh yang terdengar sama
si Merrin itu JIM KNEE. Xixi… alhasil dari percakapan ini, ketika seseorang
dilanda kepanikan dan ketakutan, konsentrasi bisa buyar karena nama jin juga
jadi berubah. Selain kepanikan, karakter Merrin juga mendukung objetifitas kita
dalam menilai tokoh Merrin ini, baik di buku-buku Septimus Heap sebelumnya. Hal
ini juga bisa kita saksikan kembali di percakapan berikutnya. ^_^
“Apa kehendakmu, oh
tuan agung? Jim Knee.
Merrin
“kehendak? Aku akan hendak apa?”
Jim
Knee “hendak? Kehendak! Apa yang menjadi kehendakmu, oh tuan agung. Artinya apa
yang kau ingin aku lakukan Bodoh!”
“Jangan panggil aku
bodoh” Merrin.
Jim Knee “itukah
jawabanmu-jangan memanggilmu bodoh?”.
“ya” Merrin.
“Tidak ada yang lain
lagi?” Jim Knee
Merrin “tidak! Ya, ya
– pergi sana, pergi sana”(Syren : 81)
Si jin nyaris tidak percaya dengan
keberuntungannya. Setelah salah mendengar, Merrin melakukan hal yang
menyenangkan bagi si Jim Knee. Bagaimana tidak menyenangkan, kehendak yang
diinginkan oleh tuannya tersebut hanya jangan menyebut dia (Merrin) bodoh. Hehe
Kode etik dunia Jin, ketika jin
dibebaskan dari alat / wadah di mana dia dikurung. Sang jin harus menawarkan
permintaan kepada orang atau tuannya yang membebaskan dia dari kurungan
tersebut dan harus melaksanakannya. Namun ketika Jim Knee menanyakan kehendak
apa yang diinginkan oleh Merrin (dengan karakter Merrin seperti itu) yang tidak
secerdas manusia lainnya, Jim Knee sampe kesal sehingga Jim Knee yang
menanyakan kehendak tuannya itu, mesti dijelaskan beberapa kali dan disertai
kata bodoh diakhir penjelasan tentang pertanyaan kehendak tuannya tersebut. Ya
itulah uniknya sosok Merrin, hehe… jinni = Jim Knee, dan permintaan simple bagi
si Jim knee “jangan panggil aku bodoh”.
“Keindahan
lebih gampang menjerumuskan orang asing ke dalam bahaya” (Pepatah Laskar
Pemuda, Syren : 422)
Pepatah Laskar pemuda ini di
satu sisi ada benarnya juga, dikarenakan dalam mengamati keindahan siluet
perahu Marauder yang diterangi beberapa bintang malam, karena posisi mereka
dalam memandang keindahan tersebut adalah sebagai lawan dari awak kapal
tersebut. Sehingga jangan terbuai dengan keindahan apapun ketika posisi kita belum
aman.
“Kau
tau Jen, hanya karena Milo tidak seperti yang kau inginkan, bukan berarti dia
tidak oke. Hanya saja dia oke dengan cara Milo sendiri” (Septimus, Syren : 604)
“Be your self”.
Jadilah diri sendiri adalah terpenting dalam menikmati hidup ini. Setiap orang
mempunyai cara tersendiri dalam menyikapi hidup ini, Walaupun kita juga harus
proporsional, di mana kita bisa menempatkan hal tersebut dalam menyikapi setiap
adegan dalam kehidupan ini.
Bandung,
9 Februari 2012